Kenal Lebih Dekat dengan SoFresh: Sabun Cuci Piring Lokal Asli Blitar yang Ramah Lingkungan

20.03.00



Masih beberapa bulan menjadi seorang istri dan adaptasi dengan berbagai hal baru, membuat saya menjadi semakin familiar dengan tugas-tugas dalam rumah tangga. Oh iya, saya belum cerita banyak terkait fase baru saya ini, ahahahaha. Banyak hal yang tak terduga terjadi tahun ini sebenarnya, salah satunya menapaki fase menikah. Sama sekali tidak terbesit dalam pikiran untuk melangsungkan pernikahan di pertengahan tahun ini, namun ternyata Tuhan menggariskan takdir saya untuk menikah di usia menjelang 29 tahun. 

Loh, he, kok jadi ke mana-mana bahasannya ahahahaha. Maklum, lama enggak nulis panjang di blog ternyata bikin rindu juga. Bahasan tentang proses yang satu itu bisa jadi cerita di postingan selanjutnya, sekaligus membekukan memori yang telah lalu, hihihi.


Kembali ke topik rumah tangga. Saya baru menyadari bahwa menjadi seorang istri, waktu 24 jam tuh rasanya kurang banget. Ada saja kesibukan yang harus dilakukan, mulai dari menyiapkan makanan untuk suami (Ya Allah, masih aneh banget manggil partner dengan suami, huahauahauhau), setrika, mencuci baju, merapikan tempat tidur, bereskan ini itu. Meski masih tinggal dengan orangtua, ada beberapa hal yang harus dilakukan sendiri. Salah satunya adalah urusan setrika dan cuci-mencuci.


Dibanding setrika, saya lebih menikmati proses mencuci, mulai dari mencuci pakaian, mencuci piring, hingga mencuci kendaraan. Oh, ya, garis bawahi, ini tentu saja kalau enggak numpuk, ya. Kalau numpuk, ya, sama saja seperti manusia pada umumnya, wkwkwkwk. Tapi jarang banget kalau menumpuk, masih rata-rata sih. Karena ya itu tadi, saya menikmati proses dalam mencuci. Jadi kalau ada yang numpuk sedikit tuh tangan rasanya gatal untuk segera mencuci hahahaha.


Saking gampang gatal ini, saya akhirnya buat jadwal khusus untuk mencuci. Bila pakaian, minimal seminggu dua kali agar terlihat ‘banyak’. Kalau piring makan, sendok, juga teman-temannya, sebisa mungkin setelah makan segera dicuci. Masih terasa aneh bagi saya menumpuk piring kotor, walau kadang-kadang juga masih numpuk, huahaha. Biasanya kalau ada yang numpuk ini sengaja, sebab lagi terburu-buru. 😀


Berbicara tentang mencuci piring, ternyata mencuci piring ini bisa jadi salah satu sarana healing yang cukup murah meriah, lo! Dilansir dari kompas.com, aktivitas mencuci piring ini menggunakan konsep mindfulness, yakni praktik yang penuh dengan kesadaran. Hal ini terlihat saat merasakan bagaimana tekstur sabun yang licin, beraroma, hingga merasakan piring yang kesat setelah dicuci.


Saya sendiri juga merasakan bagaimana nikmatnya mencuci piring. Merasa tenang dan senang sekali saat sabun cuci piring bergesekan dengan tangan saya. Apalagi setelah terbentuk gelembung-gelembung sabun dan busa, yang terkadang masih saya buat mainan layaknya anak kecil yang menyukai gelembung sabun, ahahaha. Lalu, ada kepuasan tersendiri bila peralatan yang saya cuci menjadi bersih dan kesat tanpa ada sisa noda yang menempel. Serta yang paling utama ialah aroma dari sabun cuci piring yang begitu menenangkan dan menyenangkan. 😀


Terkait kegiatan mencuci piring ini, saya jadi teringat salah satu judul buku yang sudah lama ingin saya baca, yakni Seorang Pria yang Melalui Duka dengan Mencuci Piring. Telah banyak ulasan yang mengatakan bahwa buku ini sangat layak untuk dibaca, utamanya untuk orang-orang yang sedang berduka ditinggal orang tercinta mereka. Ditulis oleh seorang psikiater tersohor yang merupakan idola saya dan saya ikuti akun media sosial yang beliau miliki di Instagram maupun Twitter, dr. Andreas Kurniawan, Sp. KJ. Sementara ini masih baca cuplikan singkatnya di Google Books, semoga ada waktu dan kesempatan untuk baca keseluruhan! 😀


Yupsi, kembali lagi ke laptop. Eh, kembali ke pembahasan cuci piring. 😂


Dalam melakukan aktivitas favorit, tentu ada beberapa hal yang harus dipenuhi agar melakukannya dapat menimbulkan perasaan lega dan bahagia, juga selesai dengan hasil yang baik. Salah satunya adalah perihal cuci-mencuci ini. Beberapa hal di antaranya:


  • Pilih sabun cuci piring yang mudah dibilas, mampu menghilangkan noda, serta bau makanan yang menempel

Meski aktivitas mencuci piring jadi salah satu aktivitas yang menyenangkan untuk dilakukan, namun pemilihan sabun cuci piring yang mudah dibilas dan mampu menghilang noda tetap penting dan utama. Apalagi bila sedang terburu-buru dalam mencuci, aktivitas yang harusnya jadi menyenangkan malah bikin jengkel, sebab noda pada piring tidak bisa hilang. 😣

  • Pilih sabun cuci dengan aroma yang segar dan nyaman di indra penciuman

Sebagai orang yang cukup sensitif perihal bau-bauan, pemilihan aroma ini bagi saya juga termasuk komponen yang penting. Aroma yang segar seperti lemon dan jeruk selalu jadi pilihan aroma utama saya, sebab membuat saya tenang dan nyaman, membuat mood mencuci piring jadi naik, hahaha.

  • Pilih sabun yang aman digunakan untuk tangan, tidak menimbulkan iritasi dan alergi

Pemilik tangan yang cukup sensitif coba angkat tangan? Oh, saya sendiri, wakakaka. Pernah timbul rasa panas di tangan setelah pakai sabun cuci, membuat saya cukup selektif dalam memilih sabun-sabunan. Selain mudah dibilas, keamanan pada tangan juga menjadi pilihan utama agar mencuci jadi aktivitas favorit yang menyenangkan.

  • Pilih sabun cuci yang mudah didapat di pasaran, dengan harga yang terjangkau

Sebagai menteri keuangan dalam rumah tangga, mencari kebutuhan rumah tangga dengan harga terjangkau dan mudah didapat tentu jadi pertimbangan tersendiri. Yah, namanya juga berhemat yha bundd, jadi harus cermat dalam memilih produk dengan harga murah, namun kualitas tentunya tidak murahan. 😆

  • Pilih sabun yang ramah lingkungan

Meski belum sepenuhnya menjadi aktivis lingkungan, tapi sedikit demi sedikit mulai belajar demi menjaga lingkungan. Salah satunya mempertimbangkan untuk pilih sabun cuci yang kemasannya curah ataupun kemasan daur ulang.

Dengan pertimbangan hal di atas, ada satu sabun cuci piring yang akhir-akhir ini saya coba pakai. Adalah SoFresh, yang merupakan sabun cuci lokal buatan Blitar yang mengusung konsep ramah lingkungan! 😀



Selayang Pandang Produk SoFresh, Sabun Cuci Lokal Ramah Lingkungan Asli Blitar




SoFresh merupakan produk sabun cuci piring dari Goedang Kimia, yang beralamat di Jl. Soedanco Supriadi 201 A, Kelurahan Gedog, Kecamatan Sananwetan Kota Blitar. Berawal dari industri skala kecil di dapur rumah kemudian tumbuh mengembangkan usaha, yang dirintis oleh sepasang suami istri bernama Choirul Umam dan Nurhasanah. Saat ini, jaringan distribusi Sabun SoFresh tersebar di lima kota yang ada di Provinsi Jawa Timur. Di antaranya Malang, Gresik, Surabaya, Tuban, Pacitan, serta telah memiliki lebih dari 300 reseller.




Mengusung slogan Go Green dalam pembuatannya, kehadiran SoFresh tak hanya sekadar bermanfaat saja, namun juga harus memiliki dampak terhadap pelestarian lingkungan. Oleh sebab itulah tercipta SoFresh, produk sabun ramah lingkungan yang dikemas 450 ml. Selain itu, Goedang Kimia juga menyediakan produk sabun dengan kemasan curah yang dapat diisi ulang, yang menjadi solusi bagi masyarakat dan pemerintah mengurangi limbah kemasan plastik.



Kemasan Produk, Tekstur Produk, dan Aroma Produk


Produk sabun cuci SoFresh dikemas menggunakan botol plastik khas sabun cuci, dengan tutup botol berjenis ulir. Ini memudahkan saya untuk mengisi ulang botol ini dengan sabun cuci kemasan curah. Benar-benar produk lokal yang menjunjung tinggi pelestarian lingkungan, sesuai dengan nilai perusahaannya. 😀



Pertama kali memakai produk ini, tekstur yang saya rasakan adalah kental, namun tidak begitu. Tidak menimbulkan lengket sehingga masih nyaman digunakan. Ketika digosokkan di tangan, mudah sekali dibilas sehingga tidak harus membilas tangan beberapa kali (karena saya pernah menemukan sabun cuci piring yang cukup ‘ngoyo’ sekali dalam pembilasannya). 😀



Aroma adalah salah satu alasan saya memilih sebuah produk. Terkait produk SoFresh, aroma yang saya rasakan adalah campuran dari lemon dan beberapa aroma rempah lain yang tak terlalu menyengat. Untuk orang penyuka aroma unik, produk SoFresh bisa jadi pilihan! 😀



Cara Pemakaian Produk


Seperti pada umumnya, penggunaan sabun cuci piring SoFresh ini dituang pada spons pembersih piring, lalu aplikasikan pada piring dan peralatan lain yang dicuci. Ratakan hingga piring dan peralatan yang dicuci terlihat bersih, lalu bilas hingga busa dan cairan sabun tersapu oleh air.





Ulasan Penggunaan Produk


Sebagai ibu rumah tangga yang erat hubungannya dengan cuci-mencuci, kehadiran SoFresh menjadi solusi untuk mendapatkan sabun cuci piring dengan harga yang sangat terjangkau. Bagaimana tidak? Dengan dibandrol Rp7.000,00 saja sudah mendapatkan satu botol dengan isian 450 ml. Lebih mudahnya lagi, ada kemasan khusus curah, jadi enggak perlu gonta-ganti botol yang membuat sampah plastik makin banyak dan merasa bersalah dengan alam. 😣


Sabun cuci piring SoFresh mudah sekali dalam membukanya. Saya pikir dengan tutup botol ulir akan menyulitkan, namun ternyata masih cenderung mudah. Dalam proses menuang sabun ke spons sabun juga tak mengalami “kebablasan” alias pas dan masih mudah untuk dikendalikan.






Ketika digunakan, sabun cuci piring SoFresh cukup cepat dalam membersihkan noda yang membandel. Terbukti dengan saya tidak perlu menggosok berkali-kali untuk menghilangkan noda yang ada di piring. Pada tangan pun tidak meninggalkan rasa lengket dan licin. Ketika dibilas dengan air, mudah sekali luruh.





Hal penting yang menjadi catatan tentang sabun SoFresh adalah, sabun ini tidak menimbulkan iritasi pada tangan. Kulit tangan saya aman sekali, bahkan tidak timbul rasa panas setelah penggunaannya. Senang sekali! 😀


Untuk kamu pecinta produk lokal (serta murah, ahaha) dan sedang belajar memakai produk yang mencintai lingkungan, sabun cuci SoFresh bisa jadi pilihan untukmu! 😉



Info Ketersediaan Produk


Tertarik untuk menggunakan sabun cuci SoFresh? Kamu bisa dapatkan produk lokal asli Blitar ini di:



You Might Also Like

2 comments

  1. Pengen baca cerita Dhira di fase baru ini secara lengkap 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaaaaa, Mbak Veraaaaa :D
      Terima kasih sudah membaca yaaaaa :'))))
      Insya Allah mulai nyicil pelan-pelan, takut selak kependem wkwkwkwkw

      Hapus

Terima kasih telah meninggalkan komentar di blog ini dengan bahasa yang santun, tidak spam, dan tidak mengandung SARA.

Jangan sungkan untuk meninggalkan komentar di blog ini, ya! Saya senang sekali jika teman-teman meninggalkan komentar di tulisan saya ^_^

Mari menyambung silaturahmi dan berkawan :) (saya anaknya nggak nggigit, kok :D)