Momen Ramadan yang Tak Terlupakan
09.15.00Ramadan menjadi salah satu bulan favorit yang saya nantikan sepanjang tahun, karena jadi salah satu momentum baru untuk berbuat banyak kebaikan dan berbenah diri ke arah yang lebih baik. Sebab di bulan inilah pahala banyak dilipatgandakan. Yah, meski sebenarnya tak harus menunggu Ramadan dulu untuk berubah sih ya ahahahaha. Dasar Andhira! ~XD
Berbicara tentang momen Ramadan tak terlupakan, memori saya selalu kembali ke masa kanak-kanak saat menjalani Ramadan untuk pertama kali. Saya ingat bagaimana euforia Ramadan itu meletup-letup di hati saya tatkala memasuki waktu tarawih hari pertama. Kala itu saya bersemangat sekali pergi ke musala dekat rumah, mengikuti salat tarawih sebanyak 23 rakaat. Lalu malam harinya memasang jam beker untuk bangun pukul 3 pagi menjalani sahur.
Menonton Acara-acara Sahur di Televisi: Stasiun Ramadan, Opera Van Java Sahur, Yuk Kita Sahur
Saya masih ingat betul sahur menjadi salah satu waktu favorit saya kala SD, karena banyak acara televisi yang menarik untuk ditonton. Beberapa di antaranya adalah Stasiun Ramadan, Opera Van Java Sahur, dan Yuk kita Sahur
Acara televisi yang berada di RCTI ini jadi alasan saya untuk semangat bangun sahur, meski di satu waktu ada masa susah melek wakakakaka. Saya masih ingat bagaimana nada pembuka Stasiun Ramadhan ini, yang selalu terngiang di telinga saya. Banyolan khas Eko Patrio dan Ulfa Dwiyanti yang sukses mengocok perut saya kala itu. Ada pula Parto, Tukul Arwana, juga bintang tamu yang setiap harinya berbeda, menambah kelucuan dari acara Ramadan ini. ~XD
Paling ingat ada lirik lagu terkenal pada masa itu, lagu dari Matta Band, Ketahuan, yang diubah oleh Tessy,
"Aku tahuu, kamu ketahuaann~~~"
Lirik lagu itu diubah pula oleh Eko Patrio yang dibumbui rasa humor, "O o, kamu ketuaan!" ~XD
Jadi inspirasi saya untuk nyanyi dengan lirik yang diplesetkan, hahahaha.
Masuk sekolah menengah pertama, tontonan saya bertambah di Opera Van Java Sahur. Acara sahur bawaan Trans 7 ini juga jadi salah satu tontonan selain Stasiun Ramadhan, jadi berselang-seling menontonnya. Parto, Sule, Andre Taulany yang humornya juga membuat saya tertawa terbahak-bahak di usia itu.
Di tahun 2013 saya masih menonton televisi. Sahur di tahun ini saya masih ingat betul dengan salah satu acara sahur yang berada di saluran televisi Trans TV, Yuk Kita Sahur. Acara yang dipopulerkan oleh Raffi Ahmad dan alm. Olga Syahputra ini juga turut mewarnai sahur Ramadan kala itu.
Duh, jadi nostalgia. Sahur saya jadi makin semangat dan berwarna! :"))
Tadarus Al Quran Bersama Kawan di Musala: Makin Rajin, Makin Banyak Dapat THR
Momen tak terlupakan lainnya saat Ramadan tiba ialah tadarus yang selalu diadakan sore hari di musala dekat rumah. Saya sering kali datang telat, karena mentang-mentang musala dekat rumah ahahahaha. Jadi datangnya ketika semua sudah hampir baca Quran, baru setelah itu giliran saya. Sebenarnya lebih ke malas antre saja sih, wkwkwkw. Sudah malas antre sejak dini. ~XD
Tadarus di musala/langgar ini jadi kenangan tersendiri, karena saat itulah untuk pertama kalinya saya belajar percaya diri untuk mengaji dengan pengeras suara. Awalnya tentu deg-degan, apalagi suara akan didengar seantero RT, yang bila bacaannya terbata-bata, keliru, atau tidak pas tajwidnya akan terasa malu ahahaha. Namun pada akhirnya dari sana jadi sarana belajar saya untuk terus memperbaiki diri. :D
Ada tahun di mana pada waktu itu ada donatur yang baik hati, di mana beliau mengatakan bahwasanya akan memberi THR pada kami semua yang mengaji, sesuai dengan banyaknya hari kedatangan. Pada saat itu per harinya kami akan dapat 1000rupiah, yang akan diambil saat hari raya. Sejak itulah saya rajin mengaji, agar dapat sangu yang banyak, ahahaha. Lumayan, 'kan, kalau 30 hari dapat 30ribu? Apalagi saat itu saya masih SD, yang mana uang tersebut sudah terbilang cukup banyak. :"D
Sekarang sudah tidak tadarus di musala lagi, melainkan di rumah sendiri. Masanya sudah berbeda, hahaha. Namun kenangannya masih terus melekat di hati, sampai nanti.
Mengisi Jurnal Ramadan dari Sekolah: Makin Banyak yang Diisi, Ada Rasa Kebanggaan Tersendiri
Bulan Ramadan identik dengan mengisi jurnal Ramadan yang dibagikan oleh sekolah. Saya lupa tepatnya kapan dapat jurnal Ramadan ini, mungkin saat duduk di kelas 3 SD. Masih belum tahu apa saja yang harus diisi, masih belum paham betul.
Seiring berjalannya waktu, semakin memahami apa saja yang harus dikerjakan di jurnal Ramadan itu. Setiap harinya bersemangat untuk mencentang semua kegiatan yang harus dilakukan, mulai dari salat fardu, tadarus, tarawih, juga mengisi ceramah. Semakin banyak terisi, rasanya semakin bangga, ahahahaha. ~XD
Ngomong-ngomong tentang jurnal Ramadan, saya jadi teringat tahun 2023 kemarin sempat iseng beli jurnal Ramadan ala anak SD yang jadul pakai kertas HVS buram dan sampulnya yang khas gambar masjid, sebagai sarana nostalgia plus ingin Ramadan tahun itu sedikit berwarna. Saya isi jurnal tersebut dan minta tanda tangan ke imam tarawih musala saya (yang masih sama sejak saya SD) setelah salat. Beliau langsung tertawa terbahak-bahak melihat kelakuan 'ajaib' saya yang satu ini. Lha gimana, usia udah 25++ kok ya masih minta tanda tangan kayak anak SD. ~XD
-----------------------------------------------------------------
Sebenarnya masih cukup banyak momen Ramadan yang tak bisa saya lupakan, apalagi di masa SD. Masih jadi anak polos, rajin beribadah (meski harus ada
iming-imingnya wkwkwk), takut bila 'bolong' puasa, tadarus, dan tarawih, juga masih banyak hal lain. Semoga rasa semangat itu terus membara (hufftttt, tumbuh dewasa kenapa semangatnya enggak kayak dulu, sih?)! :"))
iming-imingnya wkwkwk), takut bila 'bolong' puasa, tadarus, dan tarawih, juga masih banyak hal lain. Semoga rasa semangat itu terus membara (hufftttt, tumbuh dewasa kenapa semangatnya enggak kayak dulu, sih?)! :"))
-----------------------------------------------------------------
Kalau kamu, apa momen Ramadan tak terlupakan versimu? Ceritakan di kolom komentar, yaa!
Ditulis guna memenuhi tantangan dari Blogger Perempuan Network,
0 comments
Terima kasih telah meninggalkan komentar di blog ini dengan bahasa yang santun, tidak spam, dan tidak mengandung SARA.
Jangan sungkan untuk meninggalkan komentar di blog ini, ya! Saya senang sekali jika teman-teman meninggalkan komentar di tulisan saya ^_^
Mari menyambung silaturahmi dan berkawan :) (saya anaknya nggak nggigit, kok :D)