#DiRumahAja: Belajar Foto Produk Kece, Hanya dengan Hape
16.20.00
Pandemi yang telah berlangsung selama
kurang lebih hampir 4 bulan ini membuat saya yang dulunya sering kelayapan jadi mendekam di rumah.
Awalnya ada rasa bosan ketika memasuki bulan kedua (atau ketiga, ya? Saya lupa wkwk), pokoknya sedikit bosan ketika
masuk di bulan April-Mei. Rasa-rasanya, kaki ini gatal untuk melangkahkan kaki
ke luar rumah, bahkan hanya sekadar jogging
sekitar rumah. Namun lama-kelamaan justru sayanya sendiri yang merasa
nyaman untuk di rumah saja. Bahkan ketika sudah ada di tahap tatanan kehidupan
baru atau new normal ini saya tetap memilih untuk menghabiskan waktu di rumah,
meski sesekali juga ke luar rumah untuk bertemu dengan teman dan nongkrong yang tentunya tetap memenuhi
protokol kesehatan. Masih merasa parno buat kelayapan, apalagi Jawa Timur sekarang menempati urutan pertama sebagai
provinsi dengan penderita terbanyak di Indonesia. Memilih untuk tetap di rumah
saja selagi tidak ada kepentingan (dan
tentunya jika tidak ada yang mengajak ngopi dan bokek, haha).
Apa kabar selama masa pandemi di rumah saja?
Kabar baik. Meski sempat bosan
seperti yang saya ceritakan di awal postingan ini, namun lambat laun jadi
terbiasa. Bahkan sekarang ini lebih nyaman untuk menghabiskan waktu di rumah, daripada kelayapan tidak jelas. Hanya kelayapan beberapa kali saja, itu saja baru berani akhir-akhir ini walau hanya sekadar mengopi bersama
teman dekat. Tentunya dengan pertimbangan memilih kedai kopi yang tidak ramai
akan pengunjung.
Berbagai macam kegiatan saya lakukan
agar tidak bosan dan betah untuk mematuhi anjuran dari pemerintah agar tetap
#DiRumahAja, mulai dari mengaktifkan hobi lama, mendekorasi ruang kerja,
beberes baju, hingga belajar membuat sesuatu yang baru. Beberapa diantaranya
saya ceritakan di postingan ini dan ini, yang saya beri tagar #DiRumahAja.
Hihi.
Setelah bingung mau melakukan
apalagi agar tetap betah di rumah, akhirnya minggu lalu mengagendakan sebuah
kegiatan iseng-iseng tapi nggak
berhadiah. Adalah belajar memotret menggunakan kamera handphone, yang kali ini saya ingin
belajar langsung dengan orang yang saya tahu sering berbagi foto-foto ciamiknya, Mbak Fitria RA.
Memang saya pernah mengisi workshop tentang bagaimana cara memotret
sebuah produk dengan menggunakan kamera handphone,
tapi rasa-rasanya ilmu saya masih kurang banyak. Masih harus banyak-banyak
belajar (terutama praktiknya!).
Mengucap beribu terima kasih kepada Mbak kesayangan yang satu ini (bahkan malah beliau yang datang ke rumah!),
yang berkenan mengajari adiknya ini untuk memfoto produk ala-ala, hahaha. Terima kasih
banyak, Kak!
Foto-foto yang saya posting di
tulisan ini adalah hasil kolaborasi antara saya dengan Mbak Fitria, dimana saya
bersama beliau saling mengarahkan dan saling menata barang-barang agar terlihat
menarik jika difoto hahaha. Tema untuk belajar foto kali ini adalah Piknik
dan Ngopi di Rumah Aja, sebagai tombo
kangen akan kelayapan untuk ngopi dan piknik. Tentunya, ini semua diambil menggunakan kamera handphone
saja. Bukan dengan kamera lain. Tanpa edit dan tanpa filter, murni mengandalkan cahaya ilahi~~
Totebag dari kedai kopi baru di Blitar yang beberapa waktu lalu sempat saya kunjungi. Ulasan selengkapnya tentang kedai ini akan segera ditulis!
Behind the scene foto ala-ala mbahahaha. Iya, ini menggunakan kain blacu sekitar 2 meteran. Diabadikan oleh Mbak Fitria :D
Sebagai bukti bahwa ini semua menggunakan kamera hape :D
Model flatlay, dibelain sampai nahan napas biar hasil foto nggak goyang. Mbahahaha.
Tips Memotret Menggunakan Kamera Handphone
Saya belum bisa disebut ahli,
tapi tips-tips memotret ini saya rasa sayang jika hanya saya simpan sendiri. Tips ini berdasarkan
pengalaman saya pribadi dan juga saya dapatkan dari banyak teman dan
orang-orang yang lebih ahli daripada saya, kok. Hihihi.
- Gunakan alas foto yang polos dengan memanfaatkan barang sekitar seperti kertas karton putih, hingga kain blacu. Foto-foto di postingan ini semuanya memakai kain blacu :D
- Memakai cahaya alami alias cahaya matahari. Jam-jam terbaik untuk memfoto produk mulai dari jam 9 pagi hingga jam 4 sore.
- Belajar angle foto yang baik, karena hasil foto yang bagus tergantung juga dengan pengambilan sudut foto yang bagus pula.
- Siapkan properti pendukung foto seperti bunga kering, biji-bijian, dan properti lain sesuai dengan tema foto.
- Hindari penggunaan flash kamera dan zoom, karena akan menurunkan kualitas foto.
- Gunakan fitur grid dalam kamera, agar lebih terarah untuk memotret.
-----------------------------------------------------
Keterbatasan alat seharusnya
tidak menjadi alasan untuk tidak berkarya. Justru harus dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya, toh memotret dengan
menggunakan kamera handphone atau
kamera DSLR sekalipun, teknik dasarnya juga hampir sama. Hanya saja fasilitas
di kamera DSLR lebih banyak dan lebih fokus (ya karena itu kan memang dikhususkan buat kamera ajaaaah~~).
Semoga tidak lelah mengukuti
anjuran dari pemerintah untuk tetap #DiRumahAja hingga situasi kembali membaik.
Tetap jaga kesehatan, tetap patuhi protokol kesehatan di manapun berada. Stay happy, stay waras, stay safe!
Love,
Andhira A. Mudzalifa
17 comments
Sangatt brmanfaat :)
BalasHapusTerima kasih, Mbaaaaak! :D
HapusSama banget kayak aku. Aku juga ngerasa bosan di awal-awal harus stay at home tapi lama-kelamaan jadi nyaman di rumah aja, mungkin karena di rumah bisa rebahan doang seharian #plakkk *kacauu*
BalasHapusBtw, foto-fotonya cakep bangett! Beneran tanpa filter ya? Sekeren itu! Dan penataan propertinya tuh bisa bangettt. Aku suka iri sama orang-orang yang pintar menata properti di foto karena aku suka ngerasa kalau aku yang nata tuh nggak sebagus itu hasilnya 😂
Anyway, terima kasih tipsnya! Postmu enak sekali dibacanya, tulisannya enak dibaca. Aku jadi langsung follow nih 😆
Huahahaha, iya nih Kak. Kelamaan di rumah membuat semakin nyaman huaaaaa. Malah mager kalau diajakin jalan jalan wkwkwkwk
HapusKalau di blog ini asli tanpa filter, Kak. Mager buat ngedit sebenernya hahahah. Kalau yang filter cuma ku upload di instagram aja, itu aja yang ku upload di instagram cuma pake filter bawaan instagram wkwkwk. Makasih banyak loh Kak, ini masih kudu belajar banyaaak :'))) kadang masih ragu ini udah pas apa belum ya natanyaaa wkwkwk :'))
Sama-sama, Kak. Semoga tipsnya membantu yaaa. Makasih banyaaak! Tulisan Kakak juga enak banget dibaca, mengalir gituu. Aku juga langsung follow loh kemarin ~XD
Memang dasarnya udah pinter ambil fotonya jadi no filter aja bagus 😆
HapusSemangat terus belajarnya! Aku suka hasil-hasil fotomu 🥰
Tipsnya membantu sekaliii!
Terima kasih juga udah main ke blogku huhuhu. Mari berteman 😆
Mantap nih, nice post
BalasHapusalo, Kak. Terima kasih banyak yaa. Terima kasih telah berkunjung ke blog ini :D
Hapuswow ternyata memang kain belacu itu penyelamat ya. meskipun itu bukan kain mahal, tapi efeknya jadi bagus banget. Ini keren-keren lho. keknya selama pandemi ini udah saatnya aku nyetok lebih banyak props foto ahahahaha....
BalasHapussuka banget sama tone dan pemilihan mood propsnya. kudos!
Beneran, Kak. Kain belacu emang jadi penyelamat. Apalagi warnanya netral gitu dan ada kesan vintage-nya. Jadi nilai plus kalau ke foto hihihihi.
HapusMakasih banyak, Kaaaakk :D
Nah, ini yang saya demen. Orang kreatif.
BalasHapusBetul banget mbak bahwa dalam fotografi itu yang terpenting itu adalah manusianya. Bukan berarti kamera nggak penting, tetapi inti bagus tidaknya sebuah foto sebagian besar ada di dalam diri manusianya sendiri.
Contohnya yah foto di atas, dengan alat seadanya dan kamera smartphone saja bisa menghasilkan foto yang ciamik.
Di rumah aja juga ga berarti ga bisa berkarya.
Contohnya, mbak bisa menghasilkan foto produk seperti itu, sedangkan saya menghasilkan berkarung-karung barang bekas yang "dibuang" hahahaha... maklum saat WFH kemaren pilih bebersih rumah.
Terus berkarya mbak..
#Salamfotografi dari seorang fotografer jalanan
Betul banget, Mas. Saya memanfaatkan barang-barang yang ada semuanya. Ini awalnya juga nggak pede, masa pake kamera handphone aja kok sok-sok an mau di-upload?
HapusTapi saya mikir lagi, justru dengan keterbatasan ini malah jadi bisa berkarya. Menunjukkan kalau kamera handphone juga bagus kalau dibuat foto produk hehehe. Masih banyak belajarnyaa, biar nggak kagey kalau pegang kamera beneran hihihi.
Wah, malah seru itu bebersih rumah :D sekalian belajar decluttering ya Mas :D
Salam kembali dari seorang fotografer handphone, Mas ^_^
Gara-gara pandemi, saya juga sempat belajar foto mba tapi foto makanan sebab selama ini saya paling nggak bisa foto makanan that's why jarang banget saya upload foto makanan di blog saya karena entah kenapa makanannya jadi terlihat nggak berselera 🤣
BalasHapusOhya mba, foto-foto mba di atas hasilnya keren lhoooo padahal masih RAW 😍 pasti kalau sudah melewati tahap editing akan terlihat great. Hehehe. Nggak heran kalau mba sampai pernah jadi pembicara workshop. Karena memang terlihat skillful sekali 🙈 mana properti fotonya bagus-bagus pula termasuk keranjangnya, syukkkaaaakkkk 😍
Ditunggu hasil kreasi berikutnya ya, mba 😁💕
Food Photography emang paling susah deh, serius. Aku paling nyerah sama food photography tuh. Susah banget moto gimana terlihat menarik dan membuat orang tergoda buat makannya T.T jadi saluuuut banget sama temen-temen yang mendalami bidang food photography, kenapa bisa setabah dan sesabar itu :')
HapusItu lagi males ngedit aja Mbaaak, hahaha. Yang di-edit cuma yang di-upload di instagram aja, itu aja pakai filter bawaan instagram :') maklum, hapenya hape jadul banget, jadi nggak punya aplikasi editing photo (balada hape minjem gegara hape sendiri lagi rusak wkwkwk XD)
Makasih banyak atas apresiasinya, Mbaaak! Mbak Eno juga keren bangeeet! :D
Yaaay, siap Mbaaak! Ditunggu juga tulisan-tulisan menyenangkan dari Mbak Eno selanjutnyaaaa :D
Aselikkk ini keren sekaliiiii ❤❤❤
BalasHapusJujur, aku lemah sekali dengan food photography yang harus mengandalkan props ini itu. Tapi setelah baca ini menyadarkan aku akan satu hal: AKU AJA YANG MALAS COBA-COBA 😂 Ternyata memakai alat-alat sederhana bisa bikin foto sekece ini ya! Apalagi kain blacu itu murmer daripada harus beli alas foto khusus lagi. Aku suka banget tone fotonya walau belum diedit gini. Buku ketemu cangkir kopi itu perpaduan favorit. Ini sih penataannya yang kerenn, sampai sepeda pun ikut nimbrung yaa Mba 😆
Terima kasih, Mba, untuk tips nya ini. Kapan-kapan aku mau praktik juga ah :D
Kak Janeeee, makasih banyaaaak :*
HapusDulu awalnya aku juga nggak suka banget sama food photography tuh Kak. Itu paling susah menurut aku, soalnya harus menampilkan makanan yang membuat nafsu makan naik dan bikin ngiler. Dan itu susah banget huhuhu :')) Makanya ini belajar dasarnya dulu pakai beda-benda yang ada sebelum belajar ke makanan hihihi.
Makasih banyak, Kak Janee :D itu sepeda iseng banget dimasukin ke foto karena temanya piknik ala-ala, hahaha ~XD
Sama-sama, Kaaak! Semoga tipsnya berguna yaaa :D terima kasih telah berkenan mampir ke blog ini ^_^
Kayak saya banget tu
BalasHapusTapi harus diperhatikan juga, nanti gambar mau dibagi kemana
Jika mau dibagi ke blog, sebaiknya posisi hape tidur. Sehingga gambar nanti melebar.
Sebab jika posisi berdiri, nanti hasil diblog terlalu memakan scrol
Iya mas, terima kasih buat sarannya ya :D
HapusKemarin mau mengabadikan juga posisi landscape, tapi waktu posisi landscape malah terlalu lebar gara-gara media alasnya terlalu sempit. Terus kalau mau ngedit juga terlalu mager hehehe. Akhirnya yaudah pakai foto yang portrait ini :D
Terima kasih telah meninggalkan komentar di blog ini dengan bahasa yang santun, tidak spam, dan tidak mengandung SARA.
Jangan sungkan untuk meninggalkan komentar di blog ini, ya! Saya senang sekali jika teman-teman meninggalkan komentar di tulisan saya ^_^
Mari menyambung silaturahmi dan berkawan :) (saya anaknya nggak nggigit, kok :D)