26: Lebaran Tetap di Rumah Aja
07.25.00
Jauh sebelum Lebaran tiba, di
tengah pandemi yang tengah berlangsung beberapa bulan belakangan (bahkan sebelum Ramadan tiba), saya
pernah mengucapkan doa semoga pandemi COVID-19 ini berakhir sebelum Ramadan
tiba (karena pemerintah juga
memperkirakan bahwa pandemi ini bisa berakhir sebelum Ramadan. Maksimal Ramadan
akan berakhir, lah). Jebul ndilalah malah
lebih parah. Kurva pasien COVID-19 terus merangkak naik, meski angka kematian
sekarang nilainya lebih kecil daripada angka sembuh yang terus bertambah.
Tentu saja hal ini membuat saya
merasa cukup sedih. Terlebih dengan kebijakan-kebijakan pusat yang sering
membuat pusing kepala hingga berpikir, “Halah
mbuh sakarepmu.” Merasa doa-doa saya selama ini tidak didengarkan olehNya.
Tapi mau bagaimana lagi? Sudah jalan takdirnya 2020 harus berjalan seperti ini.
Heu.
Apa kabar saya saat menjalani Ramadan di tengah pandemi?
Kabar baik. Meski terkadang cukup
parno jika sudah batul-batuk kecil dan wahing
atau bersin, padahal bersinnya gegara
alergi udara pagi. Masih juga bisa bersantai menikmati waktu di rumah, meski
sesekali juga merindukan ngopi nongkrong di
luar bersama teman-teman. Masih juga dengan kabar mencintai si dia secara
diam-diam.
Ya, intinya, meski pandemi ini
cukup mengganggu rutinitas dan kehidupan sehari-hari, tapi tetap ada hal yang
disyukuri seperti intensitas berkumpul dengan keluarga yang makin banyak, tidak
kelayapan ke mana-mana, dan tentunya lebih irit makeup maupun skincare,
terutama gincu alias lipstik. Sebuah
hal yang sepatutnya disyukuri di tengah pandemi.
Menjalani Ramadan kali ini
sebenarnya hampir sama seperti Ramadan tahun-tahun sebelumnya. Tetap diisi
dengan berpuasa penuh sampai magrib. Hanya saja tidak lagi terdengar
bisik-bisik wacana buka bersama yang selalu ramai hingga terjadi gontok-gontokan di grup WhatsApp. Tidak lagi iseng jalan-jalan
cari takjil di Pasar Ramadan seperti yang selalu saya lakukan hampir setiap
tahun (dan menjadi ajang pencarian
jodoh).
Lebaran Tetap di Rumah Aja? Siapa Takut!
Menjelang hari raya Idulfitri di
tengah berlangsungnya pandemi, sudah terdengar desas-desus bahwa Lebaran tahun
ini akan ditunda, berbeda dari Lebaran-lebaran sebelumnya. Kemungkinan
besar tidak ada salat Idulfitri, tidak ada ajang silaturahmi, tidak ada
icip-icip jajan tetangga, tidak ada kegiatan bagi-bagi THR yang selalu dinanti,
dan tidak ada ajang tebar pesona juga.
“Riyoyo ra nggoreng kopi, madep mejo ora ono jajane.” Sepertinya parikan jawa yang biasa Bapak nyanyikan
di setiap Idulfitri akan menjadi kenyataan di tahun ini. Hanya saja, selain tidak
ada jajan yang disuguhkan, juga tidak akan ada tamu berkunjung ke rumah
dikarenakan adanya imbauan untuk tidak berkeliling silaturahmi mengunjungi
tetangga, teman, maupun sanak saudara. Mas Calon juga sepertinya gagal
bertamu ke rumah untuk tahun ini.
Sedih tentunya harus tetap stay di rumah saat hari yang
ditunggu-tunggu setiap tahunnya. Mengingat seringnya hanya bisa berkunjung ke
rumah sanak saudara hanya waktu Lebaran saja. Tapi keputusan sudah menjadi
keputusan, dan semoga ini menjadi keputusan yang terbaik guna memutus rantai
penyebaran COVID-19.
Semoga penjagaan diri kita semua
ini tidak sia-sia (meskipun ada
masyarakat yang bebal tetap ke luar rumah dan berjubelan untuk membeli pakaian
dan belanja baju). Semoga pandemi ini segera berakhir, diberi kemudahan
untuk melaluinya, dan tetap diberi sehat dan bahagia. Semangat hingga menggapai
kemenangan!
Lebaran tetap di rumah aja? Siapa takut!
Lebaran tetap di rumah aja? Siapa takut!
Ah, ya. Meski Lebaran kali ini di
rumah saja, tapi kalau ada yang memberi saya sangu, monggo kerso loh. Nggak bakal nolak~
-----------------------------------------------------
Ditulis guna memenuhi
tantangan dari Blogger Perempuan Network
Love,
Andhira A. Mudzalifa
0 comments
Terima kasih telah meninggalkan komentar di blog ini dengan bahasa yang santun, tidak spam, dan tidak mengandung SARA.
Jangan sungkan untuk meninggalkan komentar di blog ini, ya! Saya senang sekali jika teman-teman meninggalkan komentar di tulisan saya ^_^
Mari menyambung silaturahmi dan berkawan :) (saya anaknya nggak nggigit, kok :D)