24: Hal yang Dirindukan Saat Lebaran Tiba
06.48.00
Tidak terasa Idulfitri tinggal
beberapa hari lagi. Tentunya banyak momen-momen langka yang terjadi hanya saat
Lebaran tiba yang kehadirannya sangat saya nantikan. Saya tidak merasakan
euforia mudik sedari kecil, sih.
Karena memang sudah hidup di kota orangtua saya sedari kecil. Rumah kakek-nenek
alias ayah dan ibu dari Ibu maupun Bapak saya pun hanya berbeda sebatas kota
dan kabupaten saja. Jadinya yaa nggak
terlalu merasakan euforia mudik. Lebih ke momen-momen lainnya yang nggak kalah meriah dan membuat rindu (pastinya!).
Tapi sepertinya Idulfitri kali
ini terasa berbeda. Adanya imbauan dari Pemerintah untuk merayakan Idulfitri
tetap #DiRumahAja akibat dari mewabahnya pandemi (yang semakin bertambah pasiennya, hiks), membuat ada yang terasa
hilang dari Lebaran ini. Momentum mudik yang paling terasa. Banyak saudara dan
teman-teman saya yang merayakan Idulfitri di kota rantau masing-masing, yang
saya rasa, banyak yang merasakan pertamakalinya tidak mudik saat lebaran tiba.
Saya ikut sedih, tapi mau bagaimana lagi? Demi kebaikan bersama :’)
Beberapa momentum yang saya
rindukan ketika Lebaran tiba diantaranya:
Berkumpul dan Temu Kangen dengan Keluarga Besar
Meski tidak kumpul semua karena
ada beberapa yang tidak mudik ke Blitar (terutama
dari keluarga Ibuk yang notabene ada di Jakarta semua), tapi saya
mensyukuri ketika masih ada yang bisa berkumpul. Kebanyakan yang selalu bisa
bertemu saat Lebaran adalah keluarga dari Bapak, yang masih banyak berada di
Blitar dan sekitarnya. Momen ini sangat saya nikmati, karena hanya terjadi
sekali dalam setahun.
Berkeliling Mengunjungi Sanak Saudara
Masih bersambung dengan momentum
berkumpulnya dengan keluarga saat Lebaran, momen berkeliling mengunjungi
saudara-saudara yang ada di dalam maupun di luar kota adalah momen yang
membahagiakan. Selain menjadi ajang piknik
tipis-tipis, ini menjadi sebuah PR bagi saya pribadi untuk menghafal nama
dan lokasi saudara-saudara saya yang tersebar di berbagai daerah.
Sejauh ini, sebagian besar sudah
pada hafal, gegara Bapak sangat rajin
bersilaturahmi mengunjungi rumah saudara satu ke saudara lainnya, meski bukan
saat momen momen Lebaran. Agar tidak mati
obor, ucap beliau satu kali ketika saya bertanya alasan mengapa sangat suka
mengunjungi sanak saudara, bahkan yang rumahnya pelosok sampai sinyal pun agak
susah.
Semoga tradisi berkunjung ke
rumah saudara-saudara dengan sukacita bisa diteruskan pada generasi saya.
Aamiin :D
Mencicipi Jajanan Orang yang Dikunjungi
Salah satu hal favorit saya
ketika Lebaran tiba adalah icip-icip
jajan Lebaran di rumah yang saya kunjungi, entah itu rumah saudara maupun
rumah mertua teman-teman saya, terutama yang jajannya membuat sendiri
seperti kue kering dan kerupuk (meski
kalau kerupuk tinggal pada nggoreng doang~).
Selain
menghargai si pembuat kue yang bersusah payah menyajikan jajan terbaik saat
Lebaran (jarang-jarang ini ada jajan yang
enak-enak waktu main ke tempat saudara maupun teman), ini juga menjadi
ajang wisata kuliner bagi saya, karena terkadang ada jajanan yang tidak ada di
rumah saya seperti jajanan tradisional yang hanya ada di desa.
-----------------------------------------------------
Untuk tahun ini, sepertinya
tradisi-tradisi di atas belum bisa saya rasakan kembali akibat dari pandemi
yang entah kapan berakhirnya ini, huhu. Sedih, tentu. Tapi mau bagaimana lagi?
Memang begini keadaannya :’)
Semoga kondisi lekas membaik dan
bisa segera berkumpul dengan keluarga, ya. Stay
safe dan jaga kesehatan di manapun berada!
-----------------------------------------------------
Ditulis guna memenuhi
tantangan dari Blogger Perempuan Network
Love,
Andhira A. Mudzalifa
0 comments
Terima kasih telah meninggalkan komentar di blog ini dengan bahasa yang santun, tidak spam, dan tidak mengandung SARA.
Jangan sungkan untuk meninggalkan komentar di blog ini, ya! Saya senang sekali jika teman-teman meninggalkan komentar di tulisan saya ^_^
Mari menyambung silaturahmi dan berkawan :) (saya anaknya nggak nggigit, kok :D)