Ngopi dan Nandur Bareng SahabatMenanam di Pantai Pasur, Blitar
06.15.00
Dua hari sebelum hari H acara, ada pesan WhatsApp masuk dari Mas Pandu Aji Wirawan, "Kamis gabut pora? Ayo nggene Pasur" (Baca: Hari Kamis gabut apa enggak? Ayo ke Pantai Pasur). Tanpa pikir panjang, langsung saya balas, "Bisa digabutkan". Memang kebetulan, hari Kamis kemarin saya kosong, sih. Plus mumpung lagi ingin menikmati pantai, heuheu. Jadinya langsung cuss bisa berangkat.
Sebenarnya, agenda main-main ke Pantai Pasur ini juga karena ingin mengikuti acara dari SahabatMenanam. Diskusi bersama, dilanjutkan menanam bareng. Dalam rangka memperingati hari jadi Sahabat Menanam yang ke-4 yang jatuh pada hari Kamis, tanggal 28 November 2019.
Ah, ya. Sedikit cerita tentang SahabatMenanam yang saya tahu (dan saya baca di web SahabatMenanam (klik disini!))
Empat tahun lalu, tepatnya pada tanggal 28 November 2015, Gerakan Blitar Menanam dideklarasikan di Pantai Pasur, pasca dilaksanakannya penanaman pohon bakau di pantai ini. Itu mengapa alasan SahabatMenanam memilih Pantai Pasur untuk merayakan hari jadinya yang ke-4 kali ini. Sebagai pangeling-eling alias pengingat akan komitmen yang dicanangkan, Blitar Berseri 2030.
Yang saya salut dari gerakan ini adalah, mereka tidak hanya sekadar menanam sebagai simbolis kemudian pohonnya dibiarkan begitu saja. Justru mereka berproses untuk menjaga dan memastikan pohon yang mereka tanam bisa tumbuh. Bahkan, semua biji-biji tanaman yang akan ditanam, mereka cari sendiri, loh! Keren lah. Makanya saya ingin turut serta menjadi relawan di acara kali ini.
Ngopi dan Diskusi Bersama Masyarakat Sekitar dan Stakeholder
Acara dibuka sekitar pukul 10 pagi. Diawali dengan diskusi bersama masyarakat yang ada di Pantai Pasur dengan stakeholder alias pemangku kepentingan (Dinas Kominfo Kab. Blitar, Dinas Parbudpora Kab. Blitar, Bappeda Kab. Blitar, Dinas Lingkungan Hidup Kab. Blitar, Perum Perhutani, Dinas Pertanian Kab. Blitar, Koramil dan Polsek Kec. Bakung) terkait kelanjutan untuk membuat Pantai Pasur menjadi rintisan tempat wisata yang menyenangkan. Turut serta dihadiri oleh Universitas Wisnuwardhana, Malang, yang kebetulan juga ada agenda di Pantai Pasur.
Para Stakeholder alias pemangku kepentingan di Kabupaten Blitar
Bersama warga dan mahasiswa Universitas Wisnuwardhana, Malang
Acara ngopi dan diskusi ini ditutup dengan potong tumpeng, dan dilanjutkan dengan makan bersama.
Saya lupa ini namanya apa, tapi ini salah satu jenis rumput laut yang dimasak buat urap-urap. Rasanya lucu. kenyal-kenyal gimana, gitu
Produk-produk UMKM dari desa setempat. Enak!
Menanam Pohon Nyamplung di Muara Sungai Pantai Pasur
Setelah kenyang makan bersama, SahabatMenanam beserta puluhan relawan mulai melakukan penanaman sekitar pukul 2 siang. Lokasi yang dipilih ada di muara sungai Pantai Pasur, yang letaknya ada di sisi barat.
Tanaman yang dipilih kali ini adalah pohon Nyamplung. Saya cukup kaget sih, kenapa bukan pohon bakau yang dipilih (biasanya kalau di pantai kebanyakan pohon bakau atau cemara udang kan ya hehehehe maaf pengetahuan saya akan tumbuhan sangat minim). Dan ternyata, memang ada alasannya.
Yang saya simak dari penjelasan salah satu perwakilan dari SahabatMenanam, Mas Rohmat, mengatakan alasan dipilihnya pohon Nyamplung untuk penanaman kali ini karena pohon ini berguna sekali untuk memecah angin yang berasal dari laut.
Oalah! Jadi begitu, gaes.
Saya yang baru pertamakali terjun langsung untuk penanaman, rasanya excited sekali! Nggak sabar hahahaha. Apalagi ini menanam langsung di pantai. Biasanya saya hanya menanam di pot bunga aja ~XD
Area penanaman yang dipilih ada di sekitar tepi muara suangai Pantai Pasur
Bersama puluhan relawan menanam pohon Nyamplung bersama. Btw, saya baru ikutan menanam untuk pertamakalinya!
Pohon Nyamplung, berfungsi untuk memecah angin laut. Semoga tumbuh besar bestari!
Sebuah penanda jika ada tanaman yang ditanam disini. Agar gampang terdeteksi bila dilakukan pengecekan oleh teman-teman SahabatMenanam
Menyusuri Muara Sungai Pantai Pasur, Blitar
Sebagai "hadiah" karena telah selesai menanam pohon Nyamplung, saya bersama teman-teman SahabatMenanam diajak oleh salah satu warga untuk ikut naik perahu menyusuri muara sungai yang ada di Pantai Pasur.
Tentu saja saya semangat ikutan! Meski sedikit trauma gegara terakhir naik perahu bulan Juni kemarin di Pantai Pangi, handphone saya menjadi korban nyemplung di kali dan nggak bisa dibetulin alias rusak seketika HA HA HA. Makanya kemarin saya benar-benar menjaga handphone saya, agar kejadian di Pangi nggak berulang di Pantai Pasur wkwkwk~
Seru sekali! Refreshing bermain air dari atas perahu seperti di film-film.
Bersama teman-teman baru yang saya kenal di acara ini. Alhamdulillah, tambah relasi lagi :D
Pemandangan sekitar sungai yang bagus kalau dnikmati waktu sore hari :D
Teman-teman 'pentolannya' SahabatMenanam. Kalian keren, gaes!
Pantai Pasur, Pantai Cantik Berpasir Hitam dengan Bentang Pantai yang Panjang
Ah, ya. Justru saya malah lupa bercerita tentang pantai ini sendiri! Hahahah, giname sih Dhiiiirrr...
Secara administratif, Pantai Pasur terletak di Desa Bululawang, Kecamatan Bakung, Kabupaten Blitar. Berada di ujung barat Blitar. Seingat saya, ini adalah pantai yang letaknya paling barat di Blitar. Perjalanan membutuhkan waktu sekitar 1 hingga 1,5 jam dari pusat kota Blitar.
Pantai Pasur berpasir hitam. Karena terdapat kandungan besi di dalamnya. Jangan nekat lepas alas kaki kalau kesini waktu matahari sedang terik-teriknya. Kaki bisa melepuh hahaha.
Pantai cantik berpasir hitam, Pantai Pasur
Saya pertamakali menginjakkan kaki di Pantai Pasur sekitar pertengahan tahun kemarin. Langsung terpesona dengan keindahan pantainya, dengan ombak yang lumayan besar. Asik sekali jika digunakan untuk meditasi maupun tempat merenung. Apalagi di sekitar pantai juga dikelilingi dengan pohon cemara udang, membuat suasana pantai semakin syahdu dan sejuk.
Cemara Udang yang membuat pantai teduh dan sejuk
Pantai Pasur masuk dalam jajaran pantai di Blitar dengan bentang pantai terpanjang setelah Pantai Jolosutro. Kebetulan juga dua minggu sebelum ke Pantai Pasur, saya main-main ke Pamtai Jolosutro. Nyobain sate gurita yang lagi viral di pantai sana. Akan saya ceritakan di postingan terpisah saja, ya :D
Bentang pantai terpanjang setelah Pantai Jolosutro, Blitar.
Oh iya, untuk akses jalan menuju Pantai Pasur sudah cukup mudah, kok. Ada beberapa titik jalan yang rusak, tapi masih bisa dilewati dengan mudah. Sambil menikmati perjalanan karena pemandangan sekitarnya juga bagus!
Pemandangan jalan menuju Pantai Pasur. Macam wallpaper handphone aja ~XD
Untuk sementara, tiket masuk ke pantai ini masih gratis. Cukup membayar parkir sebesar 5000 rupiah untuk motor saja.
Ada yang mau mengajak saya main-main lagi? Kuy, agendakan! :p
Andhira A. Mudzalifa
2 comments
wayae jenengku lek di klik mbukak panduaji.net
BalasHapusHAHAHAHAHAHAH MAU LALI RUNG TAK EDIT
HapusTerima kasih telah meninggalkan komentar di blog ini dengan bahasa yang santun, tidak spam, dan tidak mengandung SARA.
Jangan sungkan untuk meninggalkan komentar di blog ini, ya! Saya senang sekali jika teman-teman meninggalkan komentar di tulisan saya ^_^
Mari menyambung silaturahmi dan berkawan :) (saya anaknya nggak nggigit, kok :D)