Mencicipi Sate Gurita di Pantai Jolosutro, Blitar
07.16.00
Berbicara tentang wisata yang ada
di Blitar memang tak ada habisnya. Selalu ada tempat baru (yang sebenarnya mungkin sudah lama tapi baru-baru saja saya ketahui keberadaannya) yang menarik untuk
dijelajahi. Rasa-rasanya setelah jelajahi tempat satu, eh ada info tentang
tempat wisata lainnya. Duh, tergoda banget buat jelajahin semua. Sampai-sampai
saya pernah sekelebat kepikiran sebelum menikah harus udah tuntas buat main-main
keliling Blitar HAHAHAHA. Tapi sepertinya itu wacana aja, sih. Hmm.
Salah satu wisata alam yang menarik
untuk ditelusuri di Blitar ialah pantainya. Ada sekitar kurang lebih 50 pantai
yang terbentang dari ujung timur Blitar hingga ujung barat, yang kesemuanya
punya ciri khas masing-masing. Saya belum mengunjungi semuanya, sih. Karena
keterbatasan waktu dan..... akses jalan
(dan juga teman jalan. Wk wk wk). Semoga masih diberi waktu buat jelajahin
seluruhnya! Ya... minimal separuh atau paling enggak seperempatnya ajalah biar
nggak parah-parah amat. BHAHAK.
Sekitar 3 mingguan lalu, saya
diajak oleh ‘pakarnya’ pariwisata di Blitar yang sudah saya anggap seperti
Mbahkung alias kakek sendiri, Pak Hary Segocontong, untuk ikutan mencicipi sate
gurita di Pantai Jolosutro, Wates, Kabupaten Blitar. Ini dalam rangka menghibur
saya yang kebetulan waktu itu sedang ada di masa-masa pemulihan dari patah hati
HAHAHA. Yaa, mumpung saya hari itu tidak ada agenda, jadinya cusss berangkat
aja.
Kami berangkat sekitar pukul 9
pagi. Mengingat lokasi yang akan kami kunjungi jaraknya sekitar 40km lebih,
yang memakan waktu hampir 2 jam jika dari Blitar Kota. Kebetulan juga kami akan
mampir terlebih dahulu ke Konservasi Ikan Badher Bang, yang lokasinya satu arah
dengan Pantai Jolosutro.
Sekitar pukul 11 siang, kami baru
cuss ke Pantai Jolosutro setelah melipir sejenak di Omah Iwak Badher Bang, yang
jaraknya lumayan dekat dengan pantai. Yaaa, kurang lebih sekitar setengah
jam-an, lah.
Akses jalan menuju Pantai
Jolosutro sudah enak dan mudah dilalui. Nggak ada kendala yang terlalu berarti.
Ya ada sih, satu dua jalan yang berlubang. Tapi masih bisa dilalui dengan mudah.
Yang membuat rada nganu sih.... capek di jalan alias lama di jalan! HAHAHA.
Mengingat Pantai Jolosutro merupakan pantai yang terdapat di ujung timurnya
Blitar.
Jadi teringat juga jika beberapa waktu lalu saya juga main-main ke
pantai yang ada di ujung barat Blitar, Pantai Pasur, dalam rangka mengikuti
kegiatan menanam bersama SahabatMenanam. Keseluruhan ceritanya bisa dibaca di
postingan sebelum ini, ya!
Kami tiba di lokasi sekitar pukul
setengah 12-an lebih. Langsung masuk parkir di area pantai. Oh iya, waktu
kemarin kesini sih belum ditarik biaya masuk, karena bukan hari libur. Dulu
waktu saya pertamakali kesini sekitar tahun 2018, ditarik biaya masuk, sih.
Sayangnya saya lupa berapa harga tiket masuknya. Eheheu.
Pantai Jolosutro. Berlokasi di Desa Ringinrejo, Kecamatan Wates, Kabupaten Blitar
Pantai Jolosutro termasuk dalam
jajaran pantai di Blitar dengan bentang pantai terpanjang. Lokasinya ada di
Desa Ringinrejo, Kecamatan Wates, Kabupaten Blitar. Pantai ini berpasir hitam,
karena mengandung besi di dalamnya. Jadi harap hati-hati jika melepas
alas kaki ketika menyusuri Pantai Jolosutro. Bisa-bisa kakinya melepuh!
(Kejadian di saya kemarin yang nekat lepas alas kaki waktu pantai sedang terik-teriknya.
Gak mau ngulangi lagiiiiii hiks)
Pantai ujung timur Blitar yang cantik berpasir hitam
Sisi barat dari Pantai Jolosutro. Keliatan luas banget, kan?
Mencicipi Sate Gurita, Kuliner Viral dari Pantai Jolosutro
Agenda utama kesini selain
main-main air pantai adalah mencicipi kuliner yang sedang viral di Pantai
Jolosutro. Adalah ia, si Sate Gurita! Ehehehehehek. Saya yang sebenarnya tidak
menyukai seafood, dibuat penasaran dengan bentukan dari sate gurita ini.
Soalnya baru pertamakali ini saya tahu ada sate gurita, yang kata Mbahkung Hary
sih, enak. Jadi, mari melupakan sejenak ketidaksukaan terhadap seafood demi
bisa mencicipi sate gurita ini~
Salah satu warung yang
menyediakan sate gurita ini adalah Warung Puntodewo (kalau saya tidak salah
ingat). Lokasinya ada di sisi timur pantai, dan cukup mudah ditemukan.
Berdasarkan penuturan dari Mbahkung, dulunya warung ini hanya stok sekitar 12kg
sate gurita saja. Tapi lama-kelamaan, pengunjung membludak hingga pernah
produksi mencapai 50kg perhari, loh! Wow. Kereeeeeen!
Sekitar 20 menit, kuliner yang
kami tunggu-tunggu sudah datang! Yeeyyy. Dan ternyata, penampakannya persis
seperti sate ayam. Bhaiq. Marikicob alias mari kita coba~
Untuk penampilannya, persis
seperti sate ayam. Potongan daging kecil, disiram dengan bumbu kacang dan
irisan bawang merah. Seporsi yang berisi 10 tusuk sate gurita ini dibandrol
dengan harga IDR 25.000 saja, loh! Harga yang menurut saya cukup murah,
mengingat ini adalah seafood yang biasanya punya harga yang mihil-mihil.
Sate Gurita, kuliner viral dari Pantai Jolosutro yang endeus mantuls! Penampakannya mirip banget dengan sate ayam.
Yang saya suka dari sate gurita
ini adalah baunya nggak amis sama sekali dan nggak alot, dong! Tekstur dan
potongan sate yang menurut saya juga pas, nggak besar maupun nggak kecil-kecil
amat. Bumbu kacangnya juga nggak bikin mblenger. Gurih manisnya pas kalau di
lidah saya. Mantul, lah.
Tertarik untuk mengunjungi Pantai
Jolosutro dan mencicipi sate guritanya yang endeus abis ini? Kuy, agendakan
bersama orang-orang tersayang! (Atau kalau mau nraktir saya juga boleh loh ehehehehehehek dengan senang hati~)
Andhira A. Mudzalifa
1 comments
Aiiisshhhhh aku lgs ngiler liat yaaaa :D. Sayang banget pas ke Blitar aku cuma ke makam Soekarno trus balik ke solo lagi. Telat tau ttp pantai dan sate gurita nyaaa.
BalasHapusPernah coba gurita tapi biasanya di bakar biasa dan pake sambel merah. Ati saus padang. Kalo dijadiin sate gini belum prnh coba mba. Tp pasti enaaaak :D
Terima kasih telah meninggalkan komentar di blog ini dengan bahasa yang santun, tidak spam, dan tidak mengandung SARA.
Jangan sungkan untuk meninggalkan komentar di blog ini, ya! Saya senang sekali jika teman-teman meninggalkan komentar di tulisan saya ^_^
Mari menyambung silaturahmi dan berkawan :) (saya anaknya nggak nggigit, kok :D)